Minggu, 02 September 2012

KHUTBAH IEDUL FITRI 1 Syawal 1433H


Oleh: Akhi Yusuf





Allohu akbar,Allohu akbar,walillahil hamd
Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon ampun dan meminta petunjuk kepada-Nya. Kami pun berlindung kepada-Nya dari kejahatan diri-diri kami dan keburukan amal-amal kami.
Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah maka tidak akan ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa disesatkan oleh Allah maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Kami bersaksi bahwa tidak ada ilah yang Haq selain Allah, Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Kami juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan Islam.” (QS. Ali 'Imran [3]: 102)

“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa, dan darinya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain, dan  (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” (QS. An-Nisâ' [4]:1)

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab [33]: 70-71)

Alhamdulillah, mari kita bersyukur kepada Allah, karena atas rahmat-Nya, kita bisa usai menjalankan shiyam Ramadhan. Semoga amal ibadah kita diterima di sisi Allah Ta'ala.

Mengawali khutbah ini, terlebih dahulu marilah kita memuji kebesaran Allah Subhanahu wata'ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat melaksanakan perintah Allah, untuk melaksanakan shalat Idul Fithri berjama’ah. Kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wata'ala  yang telah menciptakan segala sesuatu, dan menurunkan syari'at sebagai petunjuk jalan bagi makhluk ciptaan-Nya dalam mengarungi kehidupan dunia ini.
 Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad Shalallohu alaihi wasallam, keluarga, para shahabat, tabi'in, tabi'ut-tabi'in serta seluruh kaum Muslimin yang setia mengikuti beliau dengan baik hingga hari kiamat.

Kemudian, sebagai khatib pada kesempatan khutbah hari raya ini, perkenankan kami mengingatkan diri pribadi dan segenap jamaah sekalian, marilah kita  senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah Subhanahu wata'ala. Marilah peningkatan taqwa ini kita jadikan sebagai agenda hidup yang utama, agar menjadi manusia ideal menurut Islam. Yakni, menjadi manusia mulia dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu wata'ala sebagaimana firman-Nya:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs. Al-Hujurat, 49:13) 

 Sebulan penuh kita menjalankan shiyam Ramadhan; sebuah media yang Allah ciptakan untuk mentarbiyah pribadi kita. Harapan kita, tentu agar kita termasuk yang lulus dalam paket pendidikan ini. Selama ini kita terlatih untuk beramal tanpa pamrih. Kita tak tergoda makan atau minum meski sedang sendirian, karena kita sadar bahwa kita berpuasa karena Allah dan bukan karena orang lain. Tentu ini pendidikan yang sangat penting, dan kalau semangat beramal tanpa pamrih ini kita bawa pada amal-amal lain, maka akan menjadi kunci selamat besok di akhirat.

Dalam sebuah riwayat disebutkan ihwal orang yang pertama kali merasakan jilatan api neraka:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bercerita kepadaku bahwa Allah pada hari kiamat turun kepada hamba-hamba-Nya untuk mengadili mereka, dan semua umat pada waktu itu berlutut.
    Orang yang pertama kali dipanggil adalah orang yang rajin membaca Al-Quran, orang yang syahid di jalan Allah, dan orang yang banyak harta.
    Allah berkata kepada si pembaca Al-Quran, “Bukankah telah kuajarkan kepadamu apa yang telah Aku turunkan kepada rasul-Ku?” Ia menjawab, “Ya, sudah”. Allah berkata, “Lalu apa yang kau perbuat dengan yang telah Ku-ajarkan itu?” Ia menjawab, “Aku mengamalkan sepanjang malam dan siang.” Allah berkata kepadanya, “Kamu bohong!” Para malaikat juga menimpali, “Kamu bohong!”, Allah berkata, “Kamu membaca bukan karena Aku, tapi karena ingin dijuluki sebagai qari, dan julukan itu memang telah disebut-sebut orang.”

    Si Hartawan dihadapkan. Allah bertanya kepadanya, “Bukankah telah Aku luaskan rezeki untukmu sehingga kamu tidak membutuhkan orang lain?” Ia menjawab, “Ya benar .” Allah berkata, “Lalu apa yang kami lakukan dengan rezeki yang sudah Aku berikan kepadamu?” Ia menjawab, “Aku bersilaturrahmi dan bersedekah.” Allah berkata kepadanya, “Kamu bohong!” para malaikat pun menimpali, “Kamu bohong!” Allah lalu berkata, “Kamu melakukan itu bukan karena Aku, tapi karena ingin dijuluki dermawan, dan julukan itu memang telah disebut-sebut orang.”

    Kemudian orang yang terbunuh di jalan Allah (syahid) dihadapkan. Allah berkata, “Mengapa kamu terbunuh?” Ia menjawab, “Aku diperintah untuk berjihad di jalan-Mu, lalu aku berperang sehingga aku terbunuh.” Allah berkata kepadanya, “Kamu bohong!” para malaikat pun menimpali, “kamu bohong!” Allah lalu berkata, “Kamu berperang bukan karena Aku, tapi karena ingin dijuluki pemberani, dan julukan itu telah disebut-sebut orang.”

Rasulullah kemudian menepuk kedua bahu saya dan berkata, “Hai Abu Hurairah, mereka bertiga adalah makhluk Allah yang pertama kali dijilat oleh api neraka pada hari kiamat. (HR Muslim, Nasai, Tirmidzi)

Ibadah ,Tugas Utama Hidup
Kita harus ingat bahwa tugas utama hidup manusia hanyalah “mengabdi” atau beribadah kepada Allah Ta'ala. Ini seperti ditegaskan dalam ayatnya:




“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya hanya untuk beribadah (mengabdi) kepada-Ku saja. (Adz-Dzariyaat: 56) 

Begitulah, diciptakannya jin dan manusia hanyalah “untuk beribadah” kepada Allah. Lantas, apakah ibadah itu? Ibadah banyak dipahami secara sempit sebagai kegiatan ritual belaka antara hamba dan Sang Khaliq. Ini jelas keliru, karena “ibadah” bermakna luas. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah memaknai 'ibadah' dengan: “Segala ucapan dan perbuatan yang disukai dan diridhai Allah Ta'ala baik secara dzahir maupun bathin.”

Dengan demikian, cakupan ibadah sangatlah luas; termasuk dengan melaksanakan syari'at Islam atau hukum-hukum Allah Ta'ala secara kaaffah (totalitas);  meliputi segala aspek kehidupan, mulai dari urusan pribadi, keluarga, masyarakat hingga urusan negara, bahkan hubungan antar bangsa. Allah Ta'ala berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Qs. Al-Baqarah, 2 : 208).

Pada ayat ini, Allah menginstruksikan dengan tegas dua hal berupa perintah dan larangan.

Pertama: Allah memerintahkan kepada orang orang beriman untuk memasuki Islam secara kaffah. Tentu kaffah disini adalah dengan melaksanakan seluruh syari'at-Nya. Tidak boleh ada satu syari'at pun yang sengaja ditinggalkan dan diabaikan.

Kedua: Allah melarang orang-orang beriman untuk mengikuti langkah-langkah setan. Langkah-langkah setan tersebut antara lain berupa godaan, bujukan, provokasi, penyesatan, agar manusia sengaja mengamalkan sebagian syari'at dan meninggalkan sebagian yang lain. Semua dibungkus dengan dalih-dalih yang intinya atas dasar hawa nafsu manusia. Padahal, sikap sengaja mengamalkan syari'at Islam dengan sepotong-sepotong akan mendapatkan ancaman dari Allah Ta'ala; dan akan ditimpa kehinaan di dunia dan adzab yang pedih di hari Kiamat nanti:

“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Qs. Al Baqarah: 85)

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah!.... Allohu Akbar,Allohu Akbar, walillahihamd

Rasulullah Saw bersabda:

Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang tekun beribadah adalah bodoh, sedang para ulama' rusak moral dan pikirannya.”“ (HR. Abu Nu'aim dan Hakim)

Ketika masyarakat menyaksikan ulama tidak konsisten lagi pada kebenaran,  hal itu merupakan kontribusi besar bagi kerusakan negeri ini. Jika ulama sudah tidak dapat  dipercaya, maka kalangan awam akan menjauh dari agama, karena mereka tidak mempercayai lagi omongan ulama. Hal ini, memberi peluang bagi penguasa untuk menjauhkan agama dari praktek kehidupan masyarakat. Sebab, ulama' yang rusak akhlaknya akan dapat  mempercepat perpecahan ummat.
 
Hadirin dan hadirat rahimakumullah.

Kini jelaslah, bahwa kewajiban pokok dan utama di dalam hidup ini adalah dengan menerapkan syari'ah Islam secara kaaffah (totalitas). Tidak sepotong-sepotong; tidak dengan melaksanakan sebagian dan membuang sebagian yang lain; dan tidak boleh dengan tawar-menawar. Kita wajib mengatur seluruh aspek hidup baik menyangkut urusan pribadi, keluarga dan pemerintahan dengan syari'ah Islam.

Dengan demikian, mustahil pengamalan syari'ah Islam secara kaaffah bisa diterapkan tanpa melalui Kepemimpinan Islam. Itulah sunnah Nabi yang sempurna. Para Shahabat sangat memahami hal ini. Karenanya, begitu Rasulullah wafat, mereka segera bermusyawarah menentukan pemimpin sebagai Khalifah/Amirul Mu’minin.
    Kekhalifahan itu selanjutnya mengamalkan dua tugas utama yaitu: Hirasatud dien (pengawal dien) dan Siyasatud dunya bid-dien (mengatur dunia dengan nilai dien). Dari situlah terpancar keadilan, ketenteraman, dan kebahagiaan yang dapat dirasakan oleh ummat manusia selama berabad-abad. Dan itulah makna sesungguhnya dari Rahmatan lil-'alamin (rahmat bagi seluruh alam semesta)  .
Maka, ketika kekuasaan Islam runtuh, dan dunia dikuasai kaum kafir yang ingkar kepada syari'at Allah, sejak hari  itu hingga hari ini, ummat manusia diliputi kezholiman, kekacauan, kerusakan akhlaq, dan ditimpa berbagai macam bencana  yang mengerikan. Ini adalah akibat dari tidak ditunaikannya syari'at Islam.

    Karenanya, syari'at ini harus kita tunaikan dengan mengamalkan Islam secara kaaffah melalui lembaga Kekhalifahan Islam.  Itulah sunnah Nabi dan para Sahabat radiallohu’anhu. Kita tidak boleh mengubahnya dengan alasan apapun. Jangan merasa cukup mengamalkan Islam dengan cara perorangan atau kelompok. Mari kita renungkan firman Allah:  

"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (Qs. An-Nur : 63)
   
Allohu akbar,Allohu akbar,walillaji hamd
Hadirin dan hadirat hafihokumullah.
    Alhamdulillah, sebagai rakyat Indonesia, yaitu hamba-hamba Allah yang ditempatkan di bumi Allah bernama Indonesia ini, kita telah dikaruniai negeri yang sangat hebat. Sebuah negeri yang terdiri dari puluhan ribu pulau-pulau dengan kekayaan alam yang melimpah ruah. Jumlah penduduknya tidak kurang  dari 240 juta dan ( 90 % nya adalah orang muslim). Yang  disatukan di bawah naungan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Hari ini adalah bulan Agustus 2012 Masehi dimana dibulan inilah tepat 67 tahun yang lalu telah diproklamirkan kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.   Yang harus kita ingat, bahwa wujudnya NKRI  ini tidak bisa dilepaskan dari saham besar perjuangan Ummat Islam. Sejarah emas Indonesia mencatat, peran para ulama, santri, dan pemuda-pemuda Islam dalam mengusir penjajah kafir Belanda.

    Sejarah mencatat, bagaimana Hadratus Syaikh Hasyim Asy'hari, pendiri organisasi NU dari Ponpes Tebu Ireng Jombang, pernah mengeluarkan fatwa wajib Jihad fie sabilillah melawan penjajah kafir Belanda. Demikian juga Jenderal Sudirman, guru agama sekolah Muhammadiyah, yang juga terjun memimpin pasukan gerilya mengusir penjajah.
Di Surabaya, kita kenal Bung Tomo, yang dengan gelora semangat “Allahu Akbar”  mampu membakar semangat rakyat melawan penjajah kafir Inggris. Di Jogja ada Pangeran Diponegoro, di Sumatera barat ada Tuanku Imam Bonjol dan Juga tokoh-tokoh politik muslim seperti KH. Wahid Hasyim, Dr. Muchammad Roem, Muhammad Natsir, dan lain-lain; yang menggerakkan ummat Islam untuk melawan kaum penjajah kafir agar enyah dari Indonesia.
Apa yang menjadi ruh dari sikap patriotisme itu? Tak lain adalah Islam. Tak lain adalah Jihad.


Allahu akbar, Allahu akbar. Wa lillahilhamd
Maka berkat perjuangan yang dijiwai keislaman inilah, akhirnya Allah subhanahu Ta'ala berkenan memberi karunia kemerdekaan NKRI ini. Adapun niat dan tujuan para pejuang muslim melawan pejajah kafir itu, tentu bukan sekadar tercapainya kemerdekaan negeri ini belaka, tetapi kemerdekaan untuk mengamalkan seluruh Syari'ah Islam. Itulah yang terpenting dalam kehidupan setiap muslim hingga kewajiban beribadah terlaksana secara sempurna. Sebab, pada zaman penjajahan tempo dulu, umat Islam dihalangi untuk mengamalkan Syari'at Islam secara kaaffah oleh penjajah kafir Belanda, Inggris, dan Jepang.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah. 

Tapi begitulah, sudah menjadi sunnatullah bahwa pada setiap amal ibadah, pasti ada penghalangnya. Allah Ta'ala telah menggariskan bahwa penghalang utama seorang mu’min adalah dari golongan setan jin dan setan manusia. Allah berfirman: 

"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) Manusia dan (dan jenis) Jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu …" (Q.S. Al An'am: 112)

Dalam memerangi Islam, syetan manusia dan setan jin itu tidak mengenal putus asa. Mereka akan menempuh seribu satu cara untuk mencapai tujuannya sebagimana firman-Nya: 

Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). “ ((Q.S. Al-A'raf : 16-17)

Demi menyesatkan manusia dari jalan Allah, mereka tidak segan-segan mengorbankan harta dan biaya yang tidak terbatas, berapapun jumlahya, sepanjang diperlukan:

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan." (Qs. Al-Anfal : 36). 

Hadirin dan hadirat rahimakumullah.

Sebagaimana telah diterangkan tadi, bahwa hidup hanya untuk beribadah, dan bahwa ibadah harus dengan menerapkan syariah Allah secara kaaffah dalam lembaga Kekhalifahan Islam; maka apabila kita ingin
fid-dunya hasanah wa  fil-akhirati hasanah, kita wajib sekuat tenaga untuk merealisasikan tersebut

Rasulullah sudah memberikan contoh, demikian juga para Khulafaur-Rasyidin. Untuk mencapai tujuan suci ini, kita wajib menyingsingkan lengan, berjuang dengan penuh keikhlasan, kesungguhan, kesabaran dan siap berkorban baik harta maupun nyawa bila diperlukan. Alloh subhanahu wata’ala berfirman:

“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). jika kamu menderita kesakitan, Maka Sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." ((Q.S. An-Nisa': 104)

"Katakanlah: "Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi Kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan (mendapatkan kemenangan atau mati syahid). Dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu tunggulah, Sesungguhnya Kami pun menunggu bersamamu." (Qs. At-Taubah: 52). 

Ikhwani wa Akhwati rahimakumullah. 
Perjuangan menegakkan syariah Islam disamping memerlukan keikhlasan, kesungguhan, kesabaran dan pengorbanan, juga memerlukan kebersamaan (yaitu Berjama'ah) . Kita harus menyamakan gerak langkah untuk mencapai tujuan-tujuan pokok. Kita boleh berlainan paham dalam masalah-masalah furu'iyah (Cabang-cabang agama) serta wajib saling menghormati, tetapi kita wajib sepakat dan sepaham dalam masalah-masalah prinsip dalam Agama (ushuluddien).
Kita boleh berlainan paham dalam hukum boleh atau tidaknya membaca doa qunut pada shalat Subuh, tetapi kita wajib sepaham tentang wajibnya memperjuangkan pelaksanaan syari'ah Islam dengan Berjama'ah. Kenapa? karena ini masalah prinsip yang jelas dicontohkan oleh Rasulullah shalallohu alaihi wasallam dan para shahabat. Semua ulama muktabar, terutama imam madzhab yang empat, sepakat bulat tentang hal ini.

Persatuan dan kebersamaan dalam rangka menegakkan dien ini jelas di perintah oleh Allah Ta'ala:

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah Dien (agama) dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).."
 (Qs. As-Syura: 13)

Hadirin dan hadirat rahimakumullah. 

Kepada rakyat Indonesia yang non muslim tidak perlu khawatir, karena dengan berlakunya syari'at Islam mereka akan mendapatkan perlakuan yang lebih baik dan lebih adil, asalkan mereka tidak mengganggu dan menghalangi tegaknya syari'at Islam. Ini merupakan perintah Allah Ta'ala:


"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil." (Al Mumtahanah: 8) 

Maka, dengan mengharap pertolongan Allah subhanahu wa Ta'ala, saya menyerukan kepada seluruh Ummat Islam, Mari kita satukan langkah!. Mari kita berjuang menegakkan syariah Islam di negeri kita khususnya, dan di negeri-negeri kaum muslimin pada umumnya. Mari kita raih kehidupan yang mulia atau kematian sebagai syuhada.

"Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (Q.S. Al A'raf: 96) 

 "Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. Dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab." (Q.S. Al-Zukhruf: 43-44)

Kepada rakyat Indonesia yang beragama selain Islam, mari kita hidup damai dan saling menghormati keyakinan masing-masing.  Janganlah Anda menghalangi orang lain yang berusaha mengamalkan syari'ah agamanya.

"Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". ((Q.S. Ali Imran: 64)

 Demikianlah seruan Khutbah ini  semoga dibenarkan dan diridhai  Allah suhanahu wa ta'ala. Aamiin. 





 "Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya". (Q.S. Al Mukmin: 44). ***

Ikhwani wa Akhwati fiellah rahimakumullloh

Mengakhiri khutbah ini, marilah kita memohon kepada Allah, agar  diberi keselamatan dari segala keburukan, diberi kebaikan yang paling sempurna, kehidupan yang sejahtera, waktu yang paling bahagia. Semoga Allah Allah subhanahu wa Ta'ala berkenan memperperbaiki amal-amal kita dan membersihkannya dari kesyirikan serta kemunafikan :  

Ya Allah, yaa Robb kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami diwaktu kecil.

Ya Allah, yaa Robb kami, ampunilah dosa-dosa kami, dan dosa-dosa kaum mu’min dan mu’minat, muslimin dan muslimat dan persatukanlah hati kami, persatukanlah langkah-langkah kami kepada satu Ulil Amri kaum muslimin yaitu Khalifah/Amirul Mu’minin demi menegakkan ajaran-Mu ini.

Ya Allah, berkahilah untuk kami pendengaran-pendengaran kami, penglihatan-penglihatan kami, hati-hati kami, istri-istri kami, dan anak keturunan kami! Ampunilah kami karena sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang dan Jadikanlah kami orang-orang yang bersyukur atas nikmat-Mu, serta sempurnakanlah nikmat-Mu untuk  kami.”

"Ya Allah, satukanlah hati-hati kami,  perbaikilah hubungan di antara sesama kami, tunjukkanlah kami kepada jalan-jalan keselamatan, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya, jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan keji  yang nampak maupun yang tersembunyi.

"Ya Rabb kami, Rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat yang mengikuti jalan-Mu dan peliharalah kami dari siksaan api neraka yang menyala-nyala.

Ya Allah, yaa Robb kami, istiqomahkanlah kami demi berjuang di jalanmu, dan jadikanlah kami orang-orang yang senantiasa tulus ikhlas beribadah kepada-Mu
.
Ya Allah, yaa Robb kami, berikanlah kepada kami rasa takut untuk bermaksiat kepada-Mu, dan tunjukkanlah kami jalan untuk dapat sampai ke surga-Mu, berilah kami kemudahan yang dapat meringankan beban perjuangan kami.

Ya Allah, yaa Robb kami! Tolonglah kami terhadap orang-orang kafir dan orang-orang zholim yang senantiasa menzhalimi kami serta bantulah kami untuk menghadapi orang-orang yang memusuhi kami,bersihkanlah barisan kami dari orang-orang mereka

Ya Allah, yaa Robb kami janganlah  Engkau menjadikan dunia ini sebagai cita-cita dan tujuan kami yang paling utama, sehingga dapat melalaikan kami dari peringatan-M, dan berjihad dijalan-Mu.
   
Ya Rabb kami, masukkanlah kami ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada kami dan orang-orang yang shaleh di antara orangtua kami, istri-istri kami, dan anak keturunan kami semua.
dan peliharalah kami dari kejahatan dan tipu daya orang-orang kafir dan munafiq. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Ya Allah, tahanlah darah kaum muslimin di seluruh penjuru dunia (yang ditumpahkan oleh musuh-musuh Islam)

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kejayaan, kekuasaan, dan kemenangan yang nyata untuk  Ummat Islam

Ya Allah, kami mengadukan kepada-Mu kezhaliman orang-orang yang mendengki, Juga musuh-musuh agama Islam dari kalangan orang-orang munafik, orang-orang kafir, dan orang-orang zholim, lemahkanlah kekuatan mereka, dan campakkanlah rasa takut ke dalam hati mereka.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan berjihad di jalan-Mu,dari perbuatan dosa dan maksyiat, fitnah kubur dan azab kubur, fitnah neraka dan azab neraka, keburukan fitnah harta, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kemiskinan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.

Ya Allah, yaa Robb Pulihkanlah kelemahan kami, tutupilah aib kami, ampunilah dosa kami, dan terimalah doa kami  Ya Allah,  Wahai Dzat Yang maha pengasih dan penyayang